Sukabumi,-Jurnal News Site
Bantuan Langsung Tunai (BLT) Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Bantuan Produktif untuk Usaha Mikro (BPUM) yang mana masyarakat yang mendapatkan bisa mencairkan bantuan tersebut yang disalurkan melalui Bank BRI terdekat. Tapi ada saja kendala bagi masyarakat yang ingin mencairkan dana tersebut, pasalnya selain belum ditentukannya tanggal pencairan, masyarakat dibuat pusing dengan harus datang beberapa kali ke kantor Bank BRI untuk meminta formulir, menyiapkan formulir, setelah itu menunggu lagi jadwal pencairan. (22/04/21).
Dengan dipersulitnya aturan dan tanggal pencairan membuka celah bagi oknum untuk memanfaatkan situasi dan kondisi, seperti yang terjadi di salah satu Bank BRI di Sukabumi yaitu di Bank BRI Unit Kecamatan Nagrak, pasalnya banyak masyarakat kesal menunggu pencairan yang ujung-ujungnya masyarakat menggunakan jasa calo agar memuluskan pencairannya.
Menurut pengakuan salah satu masyarakat sebut saja R yang sengaja ingin membongkar monopoli tersebut menggunakan jasa calo yang berinisial "W" yang menjadi calo pencairan bantuan BLT UMKM BPUM di Bank BRI Unit Nagrak, menurut 'R' bahwa sebelum menggunakan calo dirinya pernah datang ke Bank BRI Nagrak untuk mencairkan secara prosedural tapi gagal dan mendapatkan jawaban yang tidak memuaskan dari pihak Bank BRI Unit Nagrak.
Setelah tidak ada kejelasan dari Bank BRI Nagrak R bertemu dengan oknum calo yang menawarkan bantuan untuk dapat memuluskan pencairan bantuan tersebut, Menurut R setelah magrib calo yang berinisial W datang ke rumahnya dan mengungkapkan cara kerjanya dan meminta persyaratan seperti foto copy KTP, Kartu Keluarga dan buku rekening BRI yang asli untuk di bawa oleh calo tersebut untuk diantarkan ke Bank BRI Unit Nagrak.
Menurut R yang mendapatkan bantuan BPUM UMKM tersebut menuturkan bahwa dirinya cukup datang ke unit BRI Nagrak tanpa membawa persyaratan karena persyaratan sudah diantar oleh calo tersebut ke Bank BRI Unit Nagrak tidak tahu dengan cara apa atau jalur mana sehingga proses berjalan mulus.
"Yang membuat saya bingung adalah saya mengajukan pencairan UMKM BPUM secara prosedural susahnya minta ampun saya yang harusnya dapat mencairkan bantuan tersebut tanggal 30 April 2021, tapi dengan memakai jasa calo dengan perjanjian setelah cair dana tersebut dia si calo meminta uang sebesar Rp. 200.000,- prosesnya sangat cepat.
Cukup kita memberikan berkas fotocopy KTP, KK dan buku rekening BRI asli bisa cair sebelum tanggal yang ditentukan oleh Bank BRI Unit Nagrak. Untuk peristiwa ini saya membuat Laporan ke Pihak Kepolisian agar hal ini tidak terulang kembali ke masyarakat penerima bantuan UMKM yang lain" Pungkasnya.
Saat di konfirmasi ke kepala Bank BRI Unit Nagrak pada hari Kamis, (22/04/21) menuturkan "Dari yang pertama kita sudah banyak pengalaman, jangan sampai itu ada calo, terus terang kami tidak memakai jasa-jasa calo untuk akses ke BRI, sepengatahuan saya begitu pak." Kata Kepala Bank BRI Unit Nagrak kepada wartawan.
Saat ditanya terkait permainan calo yang bisa meng akses membawa buku rekening ke BRI dan bisa mudahnya mencairkan bantuan tersebut, Kepala BRI Unit Nagrak menjawab " yang kami layani adalah bukan calo pak, itu penerima BPUM orangnya yang punya rekening ataupun rekening baru, baru kami acarakan untuk pencairannya atau dijadwalkan pencairannya sesuai dengan sesuai urutannya, nah itu yang kami buat dengan customer service kami termasuk pak satpam, jadi itu pak calo itu tidak ada, tidak ada penjadwalan untuk calo.
Saya heran dengan berita itu pak, yang jelas kami tetap menjadwalkan sesuai ada jadwal yang ditempel di kaca depan sesuai urutannya silahkan dan itu menghubungi bapak satpam dan customer service baru ke saya untuk pembukaan blokir dan ke teller untuk pencairan uangnya sesuai jadwal yang kami tempel di depan." Pungkasnya.
Dalam permasalahan ini diharapkan pihak penegak hukum dapat ikut andil turun langsung, karena bantuan langsung tunai BPUM ini harus tepat sasaran dan tidak terjadi monopoli permainan oknum calo yang memanfaatkan bantuan tersebut agar tidak terjadi ada unsur pungutan liar.
Rep. Jamal
