JurnalNewsSiteNet –Kalimantan Barat. Program Percepatan Peningkatan Tata Guna Air Irigasi (P3-TGAI) tahun 2024 di Kayong Utara dinilai bermasalah. Beberapa saluran irigasi hasil pekerjaan tahun lalu sudah mengalami retakan, pecah, bahkan terkesan dikerjakan asal-asalan sehingga manfaatnya hampir tidak dirasakan petani.
Salah satu contoh nyata terdapat pada kegiatan P3-TGAI di RT 07, Dusun Sungai Gali, Desa Pangkalan Buton, Kecamatan Sukadana. Saluran irigasi yang baru dibangun di lokasi tersebut sudah menunjukkan kerusakan pada dindingnya dan tidak sesuai dengan spesifikasi teknis yang diharapkan.
Rudi Hartono Ketua tim investigasi Gerakan Anti Suap Anti Korupsi (GASAK) Kayong Utara menegaskan, kondisi tersebut menjadi catatan serius bagi pemerintah maupun pihak pelaksana.
“Pekerjaan P3-TGAI tahun 2024 jelas banyak yang tidak sesuai spesifikasi. Kualitasnya buruk, saluran cepat rusak, dan manfaatnya minim bagi petani. Ini contoh nyata pekerjaan yang gagal memenuhi tujuan program,” tegas Rudi (3/9/2025).
Gasak mengingatkan agar tahun ini, saat program P3-TGAI kembali bergulir di Kayong Utara, kejadian serupa tidak terulang.
“Tahun 2025 ini akan ada lagi pelaksanaan P3-TGAI. Kami ingatkan dari sekarang, jangan sampai terulang kesalahan yang sama. Pengawasan harus ketat, spesifikasi harus jelas, dan pelaksana jangan main-main dengan anggaran negara,” tambahnya.
Menurut Rudi, jika program ini dijalankan dengan benar, P3-TGAI bisa memberikan dampak positif besar bagi petani dan ketahanan pangan. Namun, jika kualitas pekerjaan tetap buruk, maka program hanya menjadi formalitas tanpa manfaat nyata.
Gasak Kayong Utara menegaskan akan terus mengawal pelaksanaan P3-TGAI 2025 dan siap membuka temuan ke publik bila masih ditemukan pekerjaan asal-asalan.
Akp