Cianjur,-Jurnal News Site
"Saya tugaskan para kepala OPD di kabupaten Cianjur semua anggaran harus linear terhadap anak-anak stunting. Ketika saya dilantik tahun 2021 Cianjur turun alhamdulillah menjadi 33,7%. Saya belum puas, sehingga saya perintahkan seluruh kepala OPD, pak sekda, dan seluruh asisten bahwa semua anggaran repotusing untuk linear terhadap penanganan anak-anak stunting”
Demikian yang di sampaikan Bupati Cianjur H. Herman Suherman saat menghadiri Acara Peringatan Hari Keluarga Nasional (HARGANAS) Ke-30 dan Hari Anak Nasional (HAN) Ke-39 Tingkat Kabupaten Cianjur Tahun 2023 di Lapangan Prawatasari Joglo Cianjur. Selasa 08 Agustus 2023.
Hadir BKKBN RI Deputi KBKR Dr. Eni Gustina, MPH, Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat Fajar Supriadi, Sentosa, SH, DP3AKB Provinsi Jawa Barat di wakili Ibu Rumondang Rumafea, SAP, Unsur Forkopimda Cianjur, MUI Kab. Cianjur, Ketua TP PKK Kab. Cianjur, Hj. Anita Sincayani, Para Kepala SKPD Cianjur, Perbankan, Dir RSUD Pagelaran, RSUD Sayang dan RSUD Cimacan, serta yang lainnya.
Lanjutnya bupati menyampaikan bahwa pembangunan kesehatan pada hakekatnya merupakan hasil upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen daerah, untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal itu tentunya seluruh pihak bergerak cepat, tepat dan berkualitas, bisa dibayangkan 10, 15 atau 20 tahun ke depan kalau kita bebas (zero) stunting mulai saat ini, pastinya warga Cianjur kedepan akan lebih baik lagi. Kata Bupati.
“Cita cita saya ingin Cianjur zero stunting. Ada tiga yang saya programkan. Yang pertama saya di setiap kecamatan ada LO, satu kecamatan satu kepala dinas, saya mewajibkan kepada mereka untuk anak anak stunting by name by address bahkan saya perintahkan ada koordinatnya. Kami juga mempunyai forum anak stunting kabupaten dan juga forum orang tua anak stunting tingkat kecamatan dan desa.
Dan selanjutnya yaitu anak anak tersebut kita pantau dan evaluasi setiap bulannya” Kata Bupati
Program yang kedua untuk ibu ibu hamil. Berdasarkan informasi dari dinas kesehatan ibu hamil di Cianjur yang resti 10%. Yang resti wajib kita tangani. Kita punya bidan desa di 354 desa, dan 6 kelurahan semuanya terdata. Kita kerja sama dengan puskesmas untuk ibu ibu yang resti wajib kita obati. Dan saat melahirkan kita kerja sama dengan rumah sakit. Rumah sakit di kecamatan tahu daftar ibu hamil yang resti dan diprediksi akan lahir kapan. Sehingga saat ibu hamil resti yang akan melahirkan dokter tidak diperbolehkan cuti. Jadi pada intinya setiap perempuan hamil tidak boleh resti sehingga pada saat lahir anaknya tidak stunting.
Yang ketiga kita mempunyai jupe (jumat pemberian fe) yang di inisiatori oleh kepala dinas kesehatan. Pihak pemerintah kabupaten bekerjasama dengan kepala kantor kementerian agama untuk menghindarai nikah usia dini bagaimana sosialisasi dengan para KUA yang ada di kecamatan kecamatan.
Perlu diketahui bersama bahwa angka revalensi stunting di kabupaten Cianjur jawa barat turun signifikan. Berdasarkan hasil survey status gizi Indonesia (SSGI) angka revalensi stunting turun menjadi 13,6% dari sebelumnya sebesar 33,7% penurunan angka stunting di Cianjur tentu bukan semata kerja pemerintah daerah, ada keterlibatan dari legislatif, eksekutif serta masyarakat. Termasuk juga peran bidan desa, puskesmas, serta posyandu yang jadi garda terdepan.
“Jadi yang sebanyak 33,7% anak stunting by name by address saya bagi. Dan setiap para perangkat daerah wajib menangani anak stunting. Semua anggaran Cianjur berbasis penurunan stunting." Kata Bupati
Sekilas gambaran pelaksanaan penanganan stunting di kabupaten Cianjur bagaimana dengan ekonominya program 10.000 UMKM bagian disperindak kasih bantuan umkm, rumahnya kurang layak dengan Perkimtan, Lalu jalan lingkungannya yang masih kumuh, di tangani oleh dinas PU, kemudian yang kakaknya belum sekolah karena tidak mampu, tugas dinas pendidikan yang wajib menyekolahkan anak itu. Dan lampunya belum ada di kampung kampung, ini berarti tugas dinas perhubungan yang wajib ada penerangan lampu untuk keluarga tersebut itu salah satu gambaran jadi dengan sistem keroyokan (Kolaborasi) kata bupati.
Dalam acara itu dilaksanakan pula MOU/ perjanjian kerja sama antara DPPKBP3A dengan Dinas kependudukan dan Catatan Sipil, dengan Kementerian Agama Kabupaten Cianjur dan Dinas Sosial . Selain itu juga ada penanda tanganan komitmen orang tua asuh anak stunting bersama BAZNAS Kab. Cianjur, Perumdam Tirta Mukti (LO Kec Sukaresmi) dan Dinas Sosial (LO Kecamatan Gekbrong).
Masih dalam kegiatan itu di berikan berbagai penghargaan dari bidang Dalduk KB, Bidang PPPA dan bidang PKK Kabupaten Cianjur. ( Adm,Kinurel dan Raka).